Fungsi Rumah Bagi Keluarga

|

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa’ala aalihi washahbihii ajmai’iin. Saudaraku, rumah semestinya menjadi tempat paling sejuk setelah rumah Allah (Masjid). Jangan sampai orang tidak mau pulang ke rumah karena rumahnya terasa “panas”. Lantas, bagaimana caranya supaya rumah yang kita tempati dapat menjadi penyejuk ? Simak firman Allah dalam Q.S Ar Ra’du/13: ayat 28; A’udzubillaahi minasyaithoonirrojiim, Alladziina aamanuu wa tathma-innu quluubuhum bi dzikrillaahi alaa bi dzikrillaahi tathma-innul quluub artinya : Yaitu orang- orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.

Maka, kalau kita ingin rumah kita terasa menyejukan, pergunakanlah rumah yang kita tempati untuk memperbanyak dzikir dan menyebut nama Allah. Ini fungsi pertama rumah bagi keluarga.

Kedua, rumah tangga itu sumber energi dan sumber semangat bagi keluarga. Jadi jika terjadi sesuatu, rumahlah generator semangatnya. Jika misalnya suami sedang memiliki masalah, maka inilah saatnya istri menjadi motivator. Karena sekuat apapun laki-laki, pasti ada titik lemahnya. Laki-laki yang gagah perkasa sekalipun, tetap menginginkan ada istri yang mendampinginya, yang berperan sebagai pengayomnya. Seperti Nabi Muhammad yang senantiasa disemangatinya oleh Siti Khodijah. Ketika gelisah, ditenangkan. Ketika panik, disemangati.

Ketiga, fungsi rumah bagi suami, istri, dan keluarga adalah sebagai cermin. Tidak ada tempat yang paling aman untuk saling mengoreksi kecuali dirumah. Suami, istri saling koreksi, begitu juga dengan anak. Sebab jika kita dikoreksi orang lain biasanya suka sakit hati. Maka, rumah tangga adalah korektor yang paling aman.

Fungsi yang keempat, rumah itu merupakan tempat sinergi dan saling melengkapi. Suami, istri saling bersinergi begitu juga dengan anak, baik dalam ilmu dunia maupun akhirat.

Ya, seperti itulah kurang lebih fungsi rumah bagi keluarga. Maka, kunci penting lainnya yakni dengan memperbanyak ilmu. Karena kebanyakan, sebuah keluarga babak belur akibat kurang iman. Kenapa iman kurang ? karena ilmunya terbatas. Bukankah pupuk iman adalah ilmu ? Wallahu a’lam.

(KH Abdullah Gymnastiar)

 

©2009 risma jatibening satu | Design by risma jatibening satu